Penampilan mereka pada hari pertama (20/02) diawali dengan menantang pasangan yang masing-masing sudah punya nama di pentas bulutangkis Indonesia, Bona Septano/Joko Riyadi dari klub PB Jaya Raya. Rendy/Afiat menuntaskan pertandingan dengan dua set langsung 21-15, 21-18 dan PB Djarum pun unggul 3-2 atas PB Jaya Raya. Di hari yang sama pada malam harinya, PB Djarum kembali bertarung menghadapi klub tuan rumah PB Jaya Raya Suryanaga. Namun pasangan Afiat/Rendy disimpan dan PB Djarum menurunkan pasangan Yonathan Suryatama/Rian Sukmawan sebagai ganda pertama dan Fran Kurniawan/Mohammad Ahsan sebagai pasangan tetap untuk ganda kedua. Di pertandingan kedua ini PB Djarum mengalami kekalahan 1-4 dengan satu-satunya poin dipersembahkan Fran Kurniawan/Mohammad Ahsan.
Afiat/Rendy kembali diturunkan di pertandingan hari kedua. Mereka menghadapi pemain senior PB Djarum yang memperkuat klub Musica Kudus, Sigit Budiarto/Luluk Hadiyanto. Menghadapi seniornya sendiri tampak Rendy/Afiat masih kalah mental dan pengalaman. Bertarung tiga set, Rendy/Afiat kalah 16-21, 21-17, 19-21. Namun di hari-hari berikutnya mereka mengamuk dengan membabat semua lawan-lawannya. Rendy/Afiat mengalahkan pasangan Pelatnas lainnya Ricky Karanda/Ricky Widianto 18-21, 21-18, 24-22 ketika PB Djarum berhadapan dengan klub PB Mutiara Bandung. PB Djarum pun mencatat kemenangan 4-1 atas klub dari kota Kembang tersebut.
Berikutnya, PB Djarum berhasil mengalahkan Tangkas Alfamart dengan skor tipis 3-2. Afiat/Rendy berperan menyumbang satu angka dengan mengalahkan Wahyu Nayaka/Marcus Fernaldy 15-21, 21-11 dan 21-19. Kejutan terjadi ketika PB Djarum mengalahkan favorit juara, SGS PLN Bandung yang diperkuat pemain nomor satu dunia Lee Chong Wei dan nomor dua dunia Taufik Hidayat. PB Djarum menang dengan skor 3-2. Poin yang diperoleh oleh Rendy/Afiat diperoleh setelah menundukkan duet impor SGS asal Singapura, Hendry Kurniawan Saputra/Chayurt Triyachart. Afiat/Rendy menang kembali dengan tiga set 21-17, 14-21, 21-19.
PB Djarum mengakhiri pertandingan di ajang Superliga dengan memperebutkan peringkat ketiga menghadapi klub PB. Mutiara Bandung. Kali ini, Mutiara Bandung tidak menurunkan Ricky Karanda/Ricky Widianto sebagai ganda pertama seperti pada babak penyisihan. Tetapi mereka menurunkan pasangan yang lebih kuat dan berperingkat ke-17 dunia, Tan Bin Shen/Gan Teik Chai. Namun Afiat/Rendy tidak menjadi gugup menghadapi pasangan impor dari Malasia tersebut. Bahkan pasangan muda penuh harapan ini malah meraih kemenangan straight set satu-satunya di turnamen ini. Mereka menang dengan 25-23 dan 21-17. PB Djarum pun meraih posisi juara ketiga setelah menang 3-2. Dua kemenangan lainnya dipersembahkan pasangan Fran Kuniawan/Mohammad Ahsan dan pemain muda Shesar Hiren Rhustavito.
Saat ini Afiat/Rendy masih menempati peringkat ke-46 dunia. Namun dengan semakin matangnya permainan mereka, bukan tidak mungkin mereka dapat mewujudkan cita-citanya untuk tampil di Olimpiade mendatang. Namun di depan mata, mereka akan bertarung di ajang bergengsi All England Open Super Series Premier. Di turnamen ini mereka harus bertarung terlebih dahulu di babak kualifikasi. Semoga pasangan muda ini segera menjadi salah satu kekuatan terbaik ganda Indonesia.
Sunday, March 6, 2011
Pasangan Muda Bertugas Sebagai Ganda Utama
Pencapaian Terbaik Nomor Ganda
Dua turnamen Super Series pembuka tahun 2011 di Malaysia dan Korea sudah dilaksanakan. Prestasi terbaik yang diraih atlet PB Djarum adalah semfinalis Malaysia Open melalui Mohammad Ahsan bersama pasangannya Bona Septano di nomor ganda putra. Secara keseluruhan, Indonesia belum kebagian gelar juara di kedua turnamen tersebut.
Ahsan/Bona yang bulan Desember lalu meraih gelar juara India Open Grand Prix, tampil kembali di Malaysia Open Super Series untuk meraih gelar di level yang lebih tinggi. Berbekal peringkat ke-12 dunia, mereka memulai babak pertama berhadapan dengan pasangan Jepang, Hiroyuki Endo/Kenichi Hayakawa. Ahsan/Bona berhasil mengatasi pasangan Jepang tersebut dua set langsung 21-19 dan 21-19. Di babak kedua, giliran yuniornya Rendy Sugiarto/Afiat Yuris Wirawan dikalahkan mereka dengan skor 21-16, 21-19.
Pasangan muda Korea Selatan, Kwon Yi Goo/Cho Woon Go mencoba menghadang Ahsan/Bona di babak perempat final. Namun Ahsan/Bona tampil perkasa menaklukkan lawannya tersebut dengan 21-17, 21-15. “Kita bermain lebih bagus sesuai dengan pola yang pelatih mau, yaitu, lebih cepat menyambut bola di depan,” jelas Ahsan seusai mengalahkan pasangan yang saat itu berperingkat ke-16 dunia. “Selain itu lawan tidak begitu bagus bermain depan sehingga banyak mengangkat bola.”
Kemenangan tersebut mengantarkan mereka sebagai pasangan Indonesia satu-satunya yang lolos ke semi final nomor ganda. Sementara nomor tunggal diwakili Simon Santoso dan Taufik Hidayat. Babak semifinal, Ahsan/Bona harus menghadapi pasangan China yang kemudian menjadi juara, Chai Biao /Guo Zhendong. Ahsan/Bona akhirnya terhenti setelah kalah 14-21, 15-21 dari duet kombinasi baru China itu. “Permainan kita tidak dikasih berkembang sama sekali sama lawan, dan kalah power,” ujar Ahsan mengenai kekalahannya. “Tapi itu bukan alasan. Lawan memang lebih baik, terutama yang muda [Chai Biao – red] itu smesnya kencang sekali.”
Namun kekalahan tersebut menjadi evaluasi tersendiri bagi Ahsan. “Kita perlu meningkatkan serangan dan pertahanan kita,” jelas Ahsan mengenai evaluasinya terhadap pertandingan. “Karena saat kita menyerang, bolanya dapat dikembalikan.” Namun prestasi Ahsan/Bona merupakan pencapaian yang terbaik dari seluruh pemain-pemain ganda yang tampil di dua turnamen Super Series awal tahun ini. Hasil ini juga telah meningkatkan peringkat mereka dari ke-12 menjadi ke-8 dunia. Semoga di Super Series berikutnya mereka dapat meningkatkannya menjadi gelar juara.
Hayom : Raih Gelar Penutup Tahun
Dionysius Hayom Rumbaka menutup penghujung tahun 2010 ini dengan kado manis. Gelar juara tunggal putra India Grand Prix berhasil diraihnya di bulan Desember ini. Pemain yang akrab dipanggil Hayom tersebut, berhasil menunjukkan kepantasannya sebagai unggulan utama.
Hayom memulai babak pertama India Open Grand Prix dengan mendapat bye dilanjutkan dengan menggasak pemain tuan rumah Tanishak di babak kedua dengan dua set langsung 21-14, 21-14. Di babak ketiga, giliran pemain China, Qiao Bin dibuat bertekuk lutut. Hayom menang dengan skor 21-17, 21-17. Keberuntungan sedang berpihak kepada Hayom ketika lawannya di perempat final, Aditya Elango (India) mengundurkan diri di set kedua. Sebelumnya, Hayom memenangkan set pertama dengan 21-19.
Di babak semi final, Hayom berjumpa dengan pemain India sekaligus unggulan ketiga Kashap P. Di babak perempat final, andalan tuan rumah tersebut mengalahkan pemain Indonesia lainnya Tommy Sugiarto. Namun Hayom berhasil membalas kekalahan mantan seniornya di Pelatnas itu dengan dua set langsung 21-19, 21-13. Di babak final, Hayom kembali bertemu dengan pemain yang sebelumnya mengalahkan pemain Indonesia. Suppanyu Avihingsanon dari Thailand melaju ke final dengan menumbangkan unggulan keempat Alamsyah Yunus 21-14, 23-21.
Babak perebutan gelar juara diawali dengan ketertinggalan Hayom di set pertama dengan 14-21. Namun Hayom mampu membalikkan keadaan dan meraih dua set berikutnya 21-15, 21-12. Hayom pun menutup akhir tahun 2010 dengan gelar juara.
Gelar juara ini juga melanjutkan aura kesuksesan bulan sebelumnya dimana Hayom menjadi salah satu pemain yang berperan penting atas gelar juara Kejurnas Beregu Campuran yang diraih klubnya Djarum Kudus. Hayom yang diturunkan di final saat Djarum bertemu dengan klub Tangkas Alfamart, berhasil menyumbangkan satu angka dari total skor 3-1 kemenangan Djarum. Poin dari Hayom diperoleh dengan perjuangan keras untuk mengalahkan seniornya di Pelatnas Simon Santoso dengan rubber set 21-12, 15-21 dan 21-13.
Hayom yang mengawali tahun 2010 dengan peringkat ke-30 BWF ini, kini sudah menduduki peringkat ke-19. Bahkan peringkat Hayom tersebut merupakan yang terbaik untuk pemain tunggal putra Pelatnas saat ini. Dua seniornya, Simon Santoso berperingkat ke-27 dan Sony Dwi Kuncoro berada di posisi ke-30. Namun peringkat Hayom masih kalah dari dua pemain non Pelatnas Taufik Hidayat (peringkat ke-2) dan Alamsyah (peringkat ke-18). Dengan masuk peringkat 20 besar dunia, merupakan modal yang baik buat Hayom menatap tahun baru 2011. Hayom diharapkan mampu naik level di peringkat yang lebih tinggi dan juara turnamen yang lebih bergengsi yakni Superseries. Semoga !!! (HK)
Jones Raih "Double Winners" Kejurnas
Jones Ralfy Jansen, pemuda kelahiran Jakarta, 12 November 1992 menunjukkan dirinya sebagai salah satu pemain muda Indonesia terbaik. Dua gelar juara Kejuaraan Nasional (Kejurnas) Taruna diraihnya sekaligus. Jones memenangkan nomor ganda putra bersama Dandi Prabudita dan ganda campuran berduet dengan Nurbeta Kwanrico pada pertandingan yang berlangsung di kota Makasar, Sulawesi Selatan tersebut. Di nomor ganda putra, Jones/Dandi tidak kehilangan satu set pun selama pertandingan. Sebagai unggulan utama mereka mendapat bye dibabak pertama disusul kemenangan WO dibabak kedua atas Brilli Lombogia/Christopher Karinda (Sulawesi Utara). Kemudian Jones/Dandi yang mewakili Jawa Tengah ini mengalahkan wakil Nusa Tenggara Timur, Erwin Setiawan/Septian R. Yohanza dengan 21-11, 21-9. Di perempat final giliran pasangan kuat asal DKI Jakarta, Hafiz Faizal/Putra Eka Roma ditaklukkan dengan skor 21-18, 21-19. Mereka memastikan tempat di final setelah mengalahkan Alfacino Koto/Christian Gozal (Kepulauan Riau) 21-10, 21-18. Puncaknya mereka sukses menekuk rekan seklubnya Kenas Adi Haryanto/Sigid Sudrajat dengan angka 21-15, 21-17.
Bagi Jones/Dandi, ini merupakan gelar kedua mereka di Kejurnas. Jones/Dandi merupakan juara Kejurnas 2009 nomor ganda taruna putra yang berlangsung pada bulan Januari 2010 di Surabaya. Kala itu, mereka mengalahkan Marcus Fernaldi/Wahyu Nayaka di final 21-11, 21-17. Kepiawaian Jones/Dandi membuat pelatih mereka lebih senang menurunkan pasangan ini di kelompok dewasa. Meskipun "naik kelas", mereka membuat prestasi cukup baik. Sebagai contoh pada Sirnas Jawa Barat lalu, Jones/Dandi sempat masuk semi final dengan mengalahkan dua pasangan Pelatnas Albert Saputra/Rizky Yanu Kresnayandi dan Rahmat Ardianto/Andrei Adistia. Namun kiprah mereka dihentikan Juara dunia dan Olimpiade, Markis Kido/Hendra Setiawan 14-21, 17-21.
Jones melengkapi gelar juara Kejurnas 2010 ini dengan memenangkan partai final ganda campuran taruna. Jones bersama pasangannya Nurbeta Kwanrico yang diunggulkan di tempat kedua, berhasil mengalahkan unggulan utama Nurwahis Ardianto/Heti Nugraheni (Jawa Timur) dengan rubber-set 21-17, 17-21 dan 21-17. Perjalanan Jones/Nurbeta menuju final diawali dengan mengalahkan Haried A/Novi (Sulawesi Tenggara) 21-6, 21-13. Lalu Yuda/Feby (Bali) ditaklukkan dengan mudah 21-3, 21-13 dan Ade Yusuf/Ni Ketut Mahadewi (Jawa Timur) dihempaskan dengan skor 21-13, 21-17. Di babak empat besar, giliran pasangan unggulan Hafiz Faizal/Shella Devi dilewati dengan tiga set 18-21, 21-14 dan 21-13. Bagi Jones/Beta, gelar juara ini merupakan peningkatan prestasi setelah pada Kejurnas 2009 hanya tampil sebagai semifinalis.
Tantangan Jones berikutnya adalah mengikuti tiga turnamen Internasional bersama Dandi Prabudita. Mulai dari Kaohsiung International Challenge (1-5 Desember), India Grand Prix (14-19 Desember) dan India Challenge (21-26 Desember). Ditunggu prestasi selanjutnya, Jones! (HK)
Persembahan Dua Gelar Dari Mohammad Ahsan
Mohammad Ahsan merupakan salah satu pemain PB Djarum yang paling menarik perhatian di bulan Oktober ini. Pemuda kelahiran Palembang tanggal 7 September 1987 ini merupakan pemain ganda yang paling diandalkan di Pelatnas bersama pasangannya Bona Septano. Apalagi pemain-pemain ganda papan atas lainnya seperti Markis Kido, Hendra Setiawan, Rian Sukmawan, Yonathan Suryatama dan Alvent Yulianto sudah tidak menjadi skuad Cipayung lagi. Namun Ahsan bersama Bona berhasil membayar kepercayaan ini dengan merebut dua gelar juara berturut-turut yakni Vietnam Open Grand Prix dan Indonesia Open Grand Prix Gold. Peringkat Ahsan/Bona juga meningkat mendekati 10 besar di posisi ke-13 per 28 Oktber 2010. Ini berarti naik tujuh tingkat dari posisi 20 diawal bulan Oktober.
Kemenangan Ahsan bersama Bona di Vietnam Open yang berlangsung tanggal 5-10 Oktober terbilang membanggakan. Di final, Ahsan/Bona mengalahkan juara Indonesia Open dan Singapore Open Super Series 2008 asal Malaysia, Mohd. Fairuzizuan walaupun dengan pasangan yang berbeda. Mohd. Fairuzizuan yang kali ini berpasangan Ong Soon Hock berhasil ditaklukkan Ahsan/Bona dengan rubber set 21-18 13-21 21-17. Sebelumnya di semi final, Ahsan/Bona menumbangkan unggulan utama yang juga asal negeri Jiran, Choon Tak Fook/Lee Wan Wah 21-16, 21-19. Perjalanan menuju semi final berturut-turut Ahsan/Bona mengalahkan Quang Tuan Bui/Ngoc Manh Nguyen (Vietnam) 21-13, 21-13 lalu Mohd. Lutfi Zaim/Vountus Indra Mawan (Malaysia) 21-17, 21-16 dan pasangan unggulan kedelapan Liu Xiaolong/Qiu Zihan (China) 21-19, 21-18.
Pekan berikutnya, Ahsan/Bona kembali tampil di turnamen Indonesia Open Grand Prix Gold yang berlangsung di Samarinda 12-17 Oktober 2010. Dengan posisinya sebagai unggulan kedua, langkah di turnamen yang levelnya lebih tinggi dari Vietnam Grand Prix ini terasa lebih mudah. Semua lawan yang dihadapinya lebih banyak rekan senegaranya sendiri yang semuanya diselesaikan dalam dua set langsung. Di babak pertama, mereka mengalahkan mantan pemain Pelatnas, Chrisna Adiwijaya/Syarif Syahmie 21-13, 21-11. Lalu di babak kedua, giliran yuniornya di Pelatnas, Angga Pratama/Rian Agung Saputro dilibas dengan skor 22-20, 21-19.
Pertarungan unik terjadi di perempat final. Mereka harus berhadapan dengan Markis Kido/Sigit Budiarto dimana Markis merupakan kakak kandung dari Bona. Pertarungan antar saudara ini dimenangkan Ahsan/Bona dengan 21-14, 21-16. Satu-satunya pertandingan melawan pemain tamu terjadi di babak semi final. Ahsan/Bona ditantang unggulan keempat asal China Taipei, Liao Min Chun/Wu Chun Wei. Sekali lagi, Ahsan/Bona menang mudah 21-15, 21-15. Di partai puncak sempat terjadi pertarungan ketat ketika menghadapi unggulan utama yang juga pemain asal klub Djarum, Yonathan Suryatama/Rian Sukmawan. Ahsan/Bona memenangkan set pertama dengan 21-16. Di set kedua terjadi susul menyusul angka, tetapi di kedudukan 18-17, Yonathan memutuskan mundur karena cedera lutut.
Dua gelar juara ditambah semifinalis Japan Open Super Series di akhir bulan September menjadikan harapan tersendiri akan masa depan pasangan ini. Bagi Ahsan sendiri akan dihadapan tantangan di depan matanya dimana ia dipercaya tampil di Asian Games (13-21 November 2010) baik dinomor beregu maupun ganda putra. Namun kali ini, Ahsan tidak disertai Bona karena dipasangkan dengan mantan pemain Pelatnas, Alvent Yulianto. Semoga Ahsan bersama Alvent kembali menunjukkan prestasi yang optimal.
Ahsan Tunjukan Performa
Muhammad Ahsan yang berpasangan dengan Bona Septano yang sempat terlempar dari peringkat 20 besar dunia selama hampir tiga bulan, akhirnya kembali menaikkan peringkatnya. Berdasarkan rilis BWF tanggal 30 September 2010, pasangan Bona/Ahsan berada di peringkat ke-20 atau naik empat tingkat dari pekan sebelumnya. Dengan peringkat tersebut maka Ahsan/Bona merupakan pasangan Pelatnas dengan peringkat terbaik setelah rekannya Yonathan Suryatama/Rian Sukmawan turun ke posisi ke-24.
Pencapaian peringkat Ahsan/Bona merupakan hasil performanya menembus babak semi final Japan Open Super Series 2010 yang berlangsung dari tanggal 21-26 September 2010. Langkah Ahsan/Bona di Japan Open Super Series dimulai dengan menundukkan pasangan yang lolos dari babak kualifikasi, Takeshi Kamura/Keigo Sonoda (Jepang) 21-10, 21-10. Di babak kedua mereka menghadapi pasangan Thailand, Songphon Anugritayawon/Sudket Prapakamol. Pasangan negeri Gajah Putih tersebut sebelumnya mengalahkan unggulan dari Korea, Jung Jae Sung/Lee Yong Dae di babak pertama. Pertandingan Ahsan/Bona melawan Shongpon/Sudket sempat berlangsung ketat yang membuat mereka kalah 20-22. Ahsan/Bona mampu bangkit dan memenangkan dua set berikutnya dengan 21-18 dan 21-8.
Kemudian di babak perempat final, Ahsan/Bona berhasil mengalahkan seniornya, Chandra Wijaya/Luluk Hadiyanto dengan 21-19, 21-14. Namun akhirnya mereka takluk dari ganda nomor satu dunia, Koo Kean Keat/Tan Boon Heong di babak semi final dengan 19-21, 13-21. Keberhasilan mereka sebagai semi finalis tersebut merupakan capaian terbaik dari semua pemain Indonesia yang turun di turnamen sekaligus juga memperbaiki hasil tahun lalu lalu dimana mereka kalah di babak kedua.
Kiprah Ahsan/Bona harus dibuktikan lagi di bulan Oktober ini. Mereka akan menjadi unggulan kedua dalam turnamen bulutangkis Indonesia Open Grand Prix Gold yang berlangsung di Samarinda tanggal 12-17 Oktober 2010. Kita tunggu kiprah mereka selanjutnya